Review Film Friendship (2008): Thailand Movie .

by - Agustus 24, 2019

Hallo semuanya, balik lagi nih sama gue tentang updatean seputar review film. Film ini gue tonton weekend kemarin kayaknya, terus gue bingung mau update apaan buat blog yaudah akhirnya bikin aja review film friendship (2008). Sesuai dengan judulnya film ini menceritakan tentang persahabatan, gue pikir film ini akan jadi film tentang anak sekolah yang menjalin persahabatan seperti biasa, tapi ternyata lebih dari itu, film ini punya arti yang mendalam itulah alasan kenapa akhirnya gue bikin reviewnya. Film Friendship ini meninggalkan bekas yang dalam setelah ditonton, dibanding film-film Thailand lain yang sudah gue tonton film ini salah satu yang gue rekomen. Dan kedua pemeran utamanya yang visualnya sangat memanjakan mata alias cakep-cakep banget jadi nilai plus juga buat gue.




SINOPSIS dan REVIEW.

Kisah ini bermula dari Singha (Mario Maurer) yang menerima telfon dari Jaz teman semasa sekolahnya untuk menghadiri reuni bersama teman-teman lamanya. Singha Pun bertemu kembali dengan teman teman-temannya yaitu Song (Chalermpon Thikumporn), Kanda (Istri Song), Jud Duang (Kanawat Chantaralawan), Pong, dan Jack. Percakapan serupun berlangsung selama reuni tersebut, memori masa lalu terngiang kembali, sampai kemudian Singha mulai bercerita tentang kisah cinta pertamanya. Dan kemudian adegan menjadi flasback ke masa mereka sekolah yaitu pada tahun 1983.

Hari pertama, tahun terakhir SMA, Singha sedang menunggu bus dan melihat ada seorang wanita jatuh. Dia membantu wanita tersebut dan naik bus ke sekolah. Mereka mempunyai teman sekelas baru, Lam dan Mituna (Apinya Sakuljaroensuk). Mituna datang terlambat ke sekolah tapi dimaklumi karena dia baru di Sekolah tersebut. Dia duduk di sebelah Jazz dan di depannya Kanda, yang nantinya akan berteman dengannya.

Pada awalnya Singha dan teman-temannya mengejek Mituna bisu karena dia pendiam. Singha berteman dengan Lam yang menyelamatkannya dari Kong, yang hampir membunuhnya. Lam menjadi dekat dengan grup Singha, dan akrab satu sama lain.

Mituna membenci Singha karena diperolok apalagi mereka pasangan dansa. Hingga, Mituna masuk ke dalam bus, mereka memperoloknya karena membantu wanita bisu.

Karena penasaran dengan sikap Mituna yang sangat cuek, sejak saat itu Singha menguntit Mituna untuk mengetahui di mana ia tinggal. Singha meminta maaf kepada Mituna, tetapi Mituna tak mau berbicara dengannya.

Singha bersama teman-temannya meminta ibu Mituna untuk membujuknya, bergabung ke dalam proyek mereka. Mereka pergi ke desa dan membantu mendidik anak-anak dengan memberi buku catatan dan lainnya. Pada malam api unggun, Singha mengungkapkan isi hatinya dengan menceritakan bunga yang paling dia sukai dan bunga kedua yang disukainya adalah Mituna. Dirinya ingin menjadi sisi terang bagi Mituna.

Teman Mituna dan grup Singha menjadi dekat dan membantu memperbaiki rumah Mituna. Mereka pergi bersama ke sebuah resort dan klub skate. Hingga, Mituna dan Singha mencintai satu sama lain. Lam dibunuh oleh Kong, yang membuat mereka sedih. Singha memberikan kertas ke Mituna untuk menandatangani buku persahabatan mereka.

Mituna pulang ke rumah dan baru tahu kalau dia harus pindah ke desa. Pada hari ujian akhir, Mituna berbohong kepada Singha bahwa dia harus pergi ke desa selama beberapa hari. Setelah menyelesaikan ujian, dia meninggalkan sebuah catatan kepada Singha bahwa mereka akan bertemu dan berbicara pada saat hari kelulusan.

Sebelum kelulusan, ayah Singha dipindahtugaskan sehingga mereka harus pindah. Pada hari kelulusan, Singha memutuskan untuk menunggu Mituna tapi berubah pikiran karena temannya. Dia mabuk dan tertidur. Dia terbangun, dan mencari Mituna di sekolah dan di rumah Mituna. Berakhir di taman, dia menunggunya hingga turun hujan. Dia tertangkap oleh polisi tetapi diakui sebagai anak sersan.

Setelah kejadian flasback itu, dan sekarang kembali lagi ke keadaan  masa sekarang yaitu ketika mereka sedang reuni. Teman-temannya berkata jika Mituna ingin melihatnya (Singha), maka dia pasti akan datang reuni. Dia harus pergi ke desa dan bertemu dengan ibu Mituna. Mituna dan Singha kembali bertemu tapi keadaan Mituna sekarang sedang sakit dan akhirnya mereka berbicara sepanjang malam. Dini hari, Mituna meninggal sambil mendengarkan cerita Singha.

Ibu Mituna memberi sebuah buku diary kepadanya, yang ingin diberikan Mituna kepada Singha. Singha membaca catatan Mituna dan menemukan hari dimana dia pindah, dimana Singha adalah orang yang paling penting dalam hidupnya. Dia baru mengetahui bahwa ibu Mituna yang membantunya pada hari itu. Bunga Marigold yang dia berikan kepada Mituna, selalu disimpan Mituna dan menjadi alasan mengapa ia menyukai bunga Marigold.

Dia mengetahui bahwa Mituna menepati janjinya untuk berbicara dengannya di hari kelulusan namun akhirnya mencari dirinya di taman dan di rumah. Mituna takut tidak bisa mengucapkan selamat tinggal kepadanya. Dia mencoba kembali ke sekolah tetapi gagal.

Saat Singha menangis membacanya, di halaman terakhir sengaja dirobek Mituna, itulah jawaban kenapa dia tidak bisa menemui Singha lagi. Dan Singha baru ingat kalau saat dulu Singha menunggu di taman sampai malam dan hujan-hujanan, ada segerombolan polisi mencari penjahat yang sedang bersembunyi di kolam taman itu, ternyata penjahat itu adalah kawanan Kong (musuh Singha saat SMA, dan yang telah membunuh temannya Lam).

Saat Mituna menunggu di taman, dan dia ingin ke sekolah tapi gagal, ternyata ada kawanan Kong waktu itu dan melihat Mituna. Kong ingin membalas dendam dengan Singha lalu Kong dan teman-temannya mengejar Mituna dan memperkosanya. Kong yang menderita penyakit AIDS menularkannya kepada Mituna. Itulah jawaban akhir kenapa Mituna tidak bisa bertemu lagi dengan Singha karena tidak mau Singha melihat Mituna dengan kondisinya yang seperti itu.


Kelebihan dan Kekurangan.

(+)

-Akhir film yang dibikin sad ending sih menurut gue suatu kelebihan di film ini. Karena awalnya tuh penonton dibuat datar dengan film ini maksudnya sedih banget ngga, romantis banget juga ngga, ditengah perjalanan film gue berpikir akan berakhir happy ending karena sikap Mituna yang sudah mulai bersikap manis, tapi endingnya bener-bener ngga ketebak.

-Film ini mengajarkan untuk menghormati orang disabilitas. Mulai dari belajar untuk memahami bahasa isyarat dan membantu orang disabilitas di tempat umum seperti naik bis dengan memberi jalan dan mendahulukan mereka.

-Mengajarkan persahabatan yang tulus tanpa memandang fisik dan latar belakang ekonomi.

-Persahabatan yang begitu tulus dan awet bahkan sampai masing-masing menjalani kehidupan rumah tangga.

-Bersyukur dengan keadaan kita yang sekarang (Alhamdulillah punya keluarga yang utuh, bisa sekolah, makan enak dan lain2). Dan tak lupa untuk membantu sesama dengan membantu mereka yang hidupnya kurang beruntung dari kita. Meskipun mereka masih sekolah, mereka rutin mengadakan bakti sosial.

(-)

-Sikap Mituna yang sangat jutek pada Singha. Padahal menurut Mituna, Singha adalah orang yang berharga buat dia dari hari pertama dia pindah karena sudah membantu ibunya (maksudnya alasan juteknya tuh kenapa loh).

-Sikap Mituna yang ngga jujur. Kalau dia jujur sama Singha dia harus pindah, mungkin endingnya akan lain.

-Lam yang mengajarkan hal-hal buruk kepada Singha dan teman-teman mulai dari merokok, minum-minum bahkan main ke tempat pelacuran.

-Singha yang tetap mau pergi mabuk-mabukan bersama teman-temannya, padahal dia seharusnya menunggu Mituna di sekolah.

-Perlu waktu lama buat nuntasin hubungan Singha dan Mituna yang akhirnya tetep gantung.

Review kali ini penuh dengan spoiler ya teman-teman (maafin). Maksud hati biar kalian ga bingung nanti pas nonton, apalagi di bagian ending karena adegannya memang tidak dibuat full dan para penonton dibuat untuk berpikir sendiri dengan apa yang terjadi dengan Mituna. Tapi meskipun sudah gue spoiler'in dan kalian sudah tahu endingnya, kalian tetep harus nonton sendiri filmya. Untuk nilai gue kasih 8/10




































You May Also Like

0 komentar

Terima Kasih telah berkunjung ke blog saya, silahkan berkomentar dengan sopan.