Review Film Teacher's Diary (2014) : Perjuangan Mengajar di Sekolah Apung, Lebih Dari Sekedar Guru.

by - April 20, 2019

Hallo semuanya, kali ini gue akan kembali mereview sebuah film. Film yang akan gue review kali ini berasal dari negeri gajah putih atau Thailand yang berjudul Teacher's Diary.  Film Teacher Diary (2014) mengisahkan perjuangan dua orang guru pada waktu berbeda yang mengajar di Sekolah Apung, dari berbagai hal yang mereka alami selama mengajar di sana benar-benar terlihat kalau mereka lebih dari sekedar guru. Perjuangan mereka lebih berat dari guru-guru lain yang mengajar di sekolah umum, mulai dari akses ke sekolahnya saja yang sudah sangat jauh dan butuh waktu berjam-jam untuk sampai ke sana, para siswa yang harus di jemput untuk belajar/sekolah dulu karena mereka belum punya kesadaran betapa pentingnya pendidikan. 




SINOPSIS.

Teacher's Diary bercerita tentang seorang mantan pegulat benama Song (Sukrit Wisetkaew) yang beralih profesi menjadi seorang guru. Untuk menjadi seorang guru ia harus mengajar di Sebuah tempat terpencil yang hanya memiliki 4 murid dan 1 guru.

Suatu ketika Song menemukan sebuah buku diary yang dimiliki oleh Ann (Cherman Boonyasak) seorang guru yang sebelumnya mengajar di sekolah tersebut. Karena kesepian akhirnya Song membaca kisah demi kisah buku diary milik Ann tersebut, alhasil berkat buku diary tersebut membuat Song jatuh hati pada Ann. Walaupun belum pernah bertemu sebelumnya, hingga Song ingin sekali bertemu dengan pemilik diary tersebut namun ia tidak tahu harus memulainya bagaimana.

Sampai akhirnya Ann sang pemiliki buku diary, kembali mengajar di sekolah apung tersebut namun Song sudah tidak lagi menjadi guru di sana. Hingga akhirnya Ann membuka kembali lembar demi lembar buku diary miliknya dan di dalam diary tersebut terdapat tambahan kisah demi kisah yang ditulis oleh Song dan membuat Ann juga jatuh cinta kepada Song!! Akankah nantinya mereka berhasil bertemu??

Sukrit Wisetkaew as Song

Cherman Boonyasak as Ann

HONEST REVIEW

Rasanya sudah lama sekali gue ngga menonton film yang begitu warm (teh kali ahh), pas nonton film ini benar-benar menghangatkan hati.  Film yang bergenre romance dan mengusung tema pendidikan ini dikemas dengan alur yang berbeda, yaitu mengisahkan betapa susahnya perjuangan seorang guru di pedalaman dan kisah cinta tentang dua orang yang belum pernah bertemu sebelumnya tapi sudah saling merasakan rindu karena buku diary. Tidak seperti film cinta yang biasanya , pengemasan dan jalan ceritanya sangat bagus dan inspiratif.

Hal unik dari cerita ini ada pada cara masing-masing tokoh saling jatuh cinta. Cerita ini menurut gue lebih mengarah pada inti "Pertemuan jodoh dengan cara yang unik" dan secara tersirat menyampaikan pesan bahwa "Jodoh itu akan selalu satu vibrasi, artinya memiliki kesamaan satu sama lain".

Dan dari film ini juga gue jadi terinspirasi bahwa suatu saat ingin bisa mengajar di sekolah apung seperti ibu Ann (hehehe) mudah-mudahan bisa meskipun rasanya sulit. Menikmati hidup tenang dan jauh dari teknologi, merasakan susahnya mendapat listrik, air dan hal-hal mudah lainnya yang bisa kita nikmati di kota. Tapi akan dibayar dengan tiap hari bisa melihat matahari terbenam sambil baca buku cari inspirasi diatas ayun-ayunan. Gosh!! How Aw That Would Be?!



Banyak pelajaran yang bisa diambil dari film ini. Bagaimana harusnya kita mensyukuri keadaan, bisa sekolah dengan mudah dan mendapat fasilitas lengkap. Tidak semua orang beruntung mendapatkan itu. Mengingatkan kita juga untuk lebih menghargai jasa guru, karena ilmu yang kita gunakan hari ini tidak luput dari kerja keras mereka.

Salah satu scene favorite gue adalah ketika guru Ann merasa kecewa dan bersalah atas murid-muridnya. Jadi ketika mengajar ada satu murid bernama Chon, diantara anak-anak lain Chon inilah yang paling semangat belajarnya kurang. Sampai ketika ditanya apa nanti cita-citanya dia menjawab ingin jadi nelayan seperti ayahnya, karena dia tidak perlu susah payah belajar matematika untuk jadi nelayan yang hebat. Sampai akhirnya saat Chon tidak masuk pas ujian sekolah dan Ibu Ann langsung saja datang ke rumah Chon dan di situ alasan Chon tidak masuk sekolah adalah karena tidak boleh sekolah oleh ayahnya. Di situ ibu Ann benar-benar kecewa dan marah, dia pikir setelah dia mengajar di Sekolah Apung dia bisa membawa dampak dan perubahan pada anak-anak terutama perubahan tentang masa depan mereka. Ibu Ann hanya bisa menangis dan berpikir kembali, toh tujuan dia di sini hanya untuk mengajar bukan untuk mengubah masa depan mereka. 

Tapi akhirnya impian-impian Ibu Ann yang belum tersampaikan selama mengajar semua itu diwujudkan oleh pak Song. Pak Song akhirnya bisa membawa kembali Chon sekolah bahkan sampai bisa lulus Sekolah Dasar. Itulah salah satu hal yang membuat Ibu Ann jatuh cinta sama Pak Song, tanpa saling bertemu mereka sudah saling berjuang bersama.

Begitu pula pelajaran tentang peran tenaga pendidik, ada satu kalimat yang dikatakan ibu Ann bahwa "Menjadi guru bukan tentang ABC dan 1,2,3" tetapi bahwa menjadi guru harusnya tidak egois, memiliki tanggung jawab secara moral dan material, memiliki kepedulian besar terhadap anak didiknya.  Untuk nilai gue kasih 10/10, jadi sangat rekomended buat ditonton.











You May Also Like

6 komentar

  1. saya juga sudah nonton, dan suka banget sama film ini. Diary yang menghubungkan dua orang yang tidak pernah kenal dan saling ketemu.Katanya sih ini terinpirasi dari kisah asli, walau yakinnya sih banyak modifikasi. Oya, yang serem pas mau BAB.
    Dan pas terakhir ikut deg-degan, ketemu-nggak-ketemu-nggak mereka ya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bagus banget ya ini film dan saya juga nyesel kenapa baru nonton film sebagus ini sekarang hehehe. Iya parah sih itu pas adegan ada mayat bikin semua orang histeris bahkan Ibu Gigi sampe nyerah pulang huhuhu. Banget mana sikap Ibu Ann plin plan banget ya, udah aja disakitin masih mau aja di ajak balikan sempet watir kalau nantinya ngga akan ketemu Pak Song sama sekali.

      Hapus
  2. Ini film yang udah sejak lama kepingin banget saya nonton, tapi belum sempat hehe...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sempetin kak Riska, ngga rugi banget menginvestasikan waktunya kurang lebih dua jam untuk nonton film yang penuh dengan pesan moral ini. Hehehe. Love

      Hapus
  3. Wah, kisah cinta yang unik, saling jatuh cinta hanya dari membaca buku diary.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya bagus beda dari kisah cinta lain, tagline dari film ini aja "I Miss Someone Who Have Never Meet Before".

      Hapus

Terima Kasih telah berkunjung ke blog saya, silahkan berkomentar dengan sopan.