Review Japan Movie: I Just Wanna Hug You (2014).

by - Oktober 26, 2019

Hallo semuanya, sudah weekend lagi aja. Mudah-mudahan weekend kalian semua menyenangkan ya dan bisa untuk mengistirahatkan badan yang lelah setelah lima hari bekerja. Seperti biasa weekend kali ini gue habiskan di kosan saja dengan me time sambil streaming film. Dan kali ini gue mau review film yang baru saja gue tonton yaitu film Jepang yang berjudul I Just Wanna Hug You yang rilis pada tahun 2014. Ngga tau kenapa akhir-akhir ini gue lagi seneng banget sama film-film Jepang, setelah gue tonton beberapa film dari negeri sakura ini filmnya itu sangat sederhana, sering ngambil tema yang unik dan rata-rata manis, kalau kalian ada rekomendasi film Jepang yang bagus komen dibawah ya. Selain lagi seneng nonton film-film Jepang, akhir-akhir ini gue juga lagi seneng nonton Youtubenya Uus yang temanya Boring dan Bokir, asli itu bagus banget kontennya durasi satu jam juga ngga gue skip sama sekali, videonya lucu dan tanpa sensor sedikitpun seperti obrolan tongkrongan yang masuk Youtube. Dan karena nonton video Uus yang itu gue jadi sering juga dengerin Podcastnya Gilbhas yang temanya ngga kalah bagus juga seperti bagaimana cara mencari Ikigai, Tujuan kita hidup di dunia ini, alat transportasi umum di Jakarta dan masih banyak lagi.



SINOPSIS

Tsukasa (Kitagawa Keiko) mengalami kecelakaan mobil yang parah ketika dia masih seorang siswa sekolah menengah. Dia masih menderita efek samping dari kecelakaan itu, dengan gangguan ingatan dan perlu menggunakan kursi roda. Namun demikian, ia berusaha menjalani kehidupan semaksimal mungkin. Tsukasa kemudian jatuh cinta dengan supir taksi Masaki (Ryo Nishikido), yang suka bermain basket. Meskipun mereka memiliki berbagai kesulitan, mereka mencoba untuk membuat keluarga yang bahagia bersama, tetapi mereka menghadapi situasi serius lainnya salah satunya restu dari orang tua kedua belah pihak. Akankah hubungan Tsukasa dan Masaki bisa berakhir bahagia seperti keluarga "normal" lainnya?.

REVIEW

Awal gue nonton film ini adalah karena habis nonton drama Jepang "One Litre Of  Tears" atau yang telah diadaptasi sama Indonesia jadi "Buku Harian Nayla". Karena kepo dengan Ryo Nishikido telah main film/drama apa aja, akhirnya jatuh pada pilihan film I Just Wanna Hug You sebagai karya Ryo Nishikido yang lain yang gue tonton, yang ternyata premis filmnya masih mirip-mirip dengan One Litre of Tears yaitu tentang cowok "normal" yang jatuh cinta dengan tulus dan rela nerima apa adanya cewek yang sakit dan mendampingi dia dalam susah ataupun senang. Berasa lihat Ryo ngga bisa move on dari karakter Asou Haruto, atau memang cuma perasaan gue aja karena memang gue nonton I just Wanna Hug You setelah khatam nonton One Litre of Tears.

Tsukasa adalah wanita yang sangat kuat, yang ingin membuktikan kepada dunia bahwa meskipun dia cacat, dia bisa melakukan semuanya sendiri. Tentu saja berkali-kali dia hanya keras kepala dan mudah jengkel ketika dia merasa bahwa seseorang  hanya merasa kasihan padanya. Tidak banyak film tentang disabilitas dan kadang-kadang gue merasa bahwa ada lebih sedikit film dengan peran sosok wanita yang kuat, jadi itu menjadi poin plus buat gue. Walaupun Tsukasa cacat, hanya bisa duduk di kursi roda, hanya tangan kirinya saja yang bisa digerakkan, tetapi dia punya hak untuk bisa mencintai dan dicintai seseorang.

Masaki adalah tipe pria yang baik dan sedikit lemah yang jatuh hati pada wanita yang secara mental jauh lebih kuat daripada dia. Dia adalah orang yang orang yang tidak banyak bicara dan tidak tahu cara mengatakan sesuatu kepada orang lain, tetapi dia benar-benar mencintai Tsukasa. Dia tidak mau menyerah padanya, bahkan ketika orang lain menentang mereka. Ekspresi mata dan senyumnya Ryo Nishikido pas banget buat meranin laki-laki yang "nerima" jalan hidupnya sebagai sweet single dad.


Film yang manis, sederhana, dan memilukan dari Jepang dalam bentuknya yang paling tradisional. Film ini diambil berdasarkan kisah nyata. Film ini memiliki harapan besar di Jepang, tetapi gue baca di suatu tempat bahwa itu tidak sukses karena mereka berpartisipasi, hanya mendapat 2 dari 5 bintang di The Japan Times, jadi gue rasa tidak bagus. Namun, bagi gue itu baik-baik saja. Ceritanya emosional, meskipun setiap film berdasarkan kisah orang sakit layak ditonton dan emosional. Pasangan utama itu lucu dan baik ketika bersama, tapi apa lagi yang bisa kita harapkan dari Keiko dan Ryo;)
Gue akan merekomendasikan film ini untuk malam Minggu santai yang menyenangkan, sehingga dapat meringankan penderitaan hari Senin!

"Apakah cinta harum seperti bunga? Apakah cinta hangat seperti sinar matahari? Lalu.... apakah cinta itu?"








You May Also Like

0 komentar

Terima Kasih telah berkunjung ke blog saya, silahkan berkomentar dengan sopan.