Quarter Life Crisis dan Tips Cara Menghadapinya.

by - Juli 21, 2019

Quarter Life Crisis atau Krisis seperempat abad. Sebenarnya usia seperempat abad saya sudah lewat setahun yang lalu tepat pada tanggal 11 Maret 2018. Pada waktu itu saya merasa ''wah sudah lumayan lama juga ya hidup di dunia ini, perasan baru kemarin lulus SMA dan jadi remaja galau yang masih mencari jati diri". Di usia yang sudah 25 tahun ini, sudah banyak hal yang terjadi dan saya alami, sudah banyak hal yang saya lihat, dan sudah banyak bertemu orang. Alasan kenapa baru menulis tentang Quarter Life Crisis setahun kemudian adalah saya ingin tahu apakah saya bisa melewati masa-masa itu dan bagaimana cara mengatasinya?. Dan alhamdulillah ternyata bisa.

Pict from Pinterest

Pada saat usia 25 tahun, saya baru saja lulus kuliah S1 di saat teman-teman yang lain sudah berhasil lulus S2. Ya, memang saya akui kalau untuk memulai kuliah nya sendiri saya sudah "terlambat" yaitu pada usia 20 tahun. Alasan kenapa bisa telat lulus kuliah karena kesulitan membagi waktu antara kuliah dan kerja. 

Dan disaat teman-teman yang lain sudah memiliki karir yang begitu cemerlang di perusahaan bonafit saya baru saja memulai karir. Dan tentunya ketika teman-teman sudah mulai menikah dan punya anak saya masih saja sendiri. Hal-hal diatas inilah (dan masih banyak hal lain) yang membuat saya insecure. 

Meskipun sudah bisa dibilang punya kehidupan yang "baik", punya pekerjaan tetap, bisa menikmati weekend, mandiri, sedikit demi sedikit sudah bisa membantu orang tua, tapi koq saya merasa stuck kayak ngga kemana-mana. Hidup seperti kosong dan ngga tahu mau dibawa kemana, ya ngga menentu aja gitu. Berangkat dari kegalauan inilah, saya mencari tahu apakah ini perasaan berlebihan atau normal.

Ternyata, normal (Alhamdulillah) hal ini biasanya disebut quarter life crisis. Artinya adalah dimana seseorang merasa tidak yakin dengan hidupnya, biasanya karena stress bertambah dewasa, yang dialami oleh berumur 20 tahunan.

Dari beberapa artikel yang sudah saya baca beberapa ciri-ciri kalau kamu sedang mengalami quarter life crisis adalah:

1. Sering bingung kenapa ngga bisa merasa bahagia
2. Stress dengan rutinitas harian yang itu-itu saja
3. Ingin melakukan banyak hal tapi takut melangkah
4. Sering disibukkan dengan pencarian makna hidup
5. Mulai bisa menerima kenyataan bahwa tak semuanya bisa berjalan sempurna
6. Cemas ketika melihat teman sudah menikah atau bahkan punya anak
7. Khawatir dengan keadaan di masa depan
8. Seringkali merasa gagal dan kurang termotivasi
9. Merasa tertinggal dengan teman-teman
10. Mulai mempertanyakan jati diri
11. Masih ingin menjadi anak kecil, tapi harus bersikap dewasa
12. Gampang capek dan ngga kuat pergi sampai malam
13. Gak konsisten melakukan sesuatu
14. Bingung sama yang masih muda tapi produktif banget
15. Takut bertambah tua
16. Ngerasa semua orang lebih sukses dari kamu
17. Pengin ini itu tapi gak usaha, akhirnya cuma berkayal

Dan masih banyak lagi tapi kurang lebih mirip seperti itu. Sekarang ngerti kan kira-kira rasa galau gak jelas ini.

Meskipun sulit, bukan berarti tidak ada yang bisa kita lakukan untuk melalui krisis ini dengan lebih mudah. Berikut tips menghadapi Quarter Life Crisis.

1. Berhenti membandingkan diri dengan orang lain

Jika melihat postingan teman/seseorang di Instagram koq rasanya hidup enak banget ya, si A upload sedang jalan-jalan di luar negeri yang negaranya menjadi negara impian saya untuk suatu saat bisa dikunjungi. Si B bolak balik nonton konser group/band favoritnya, sementara saya untuk nonton satu konser saja harus memikirkan uang dan meluangkan waktu dulu. Dan postingan-postingan lain seperti teman yang menikah dengan "dream wedding" nya dan diiringi bridesmaids'nya yang cantik2, upload OOTD dengan brand ternama, makan enak di restoran mahal dan lain-lain.

Melihat kesuksesan orang lain memang tidak salah jika dimaknai dengan motivasi untuk menjadi lebih baik. Tetapi jika pencapaian teman kita justru malah menjadikan kita rendah diri, sepertinya kita perlu berhenti membandingkan diri dengan orang lain. Jika perasaan iri tersebut mulai muncul, saya selalu berusaha mengatakan pada diri saya sendiri  bahwa setiap orang punya peran dan waktunya masing-masing. "Life is a blessing. Don't compare your life to others.There is no comparation between the sun and the moon. They shine when it's their time".

Selain itu, saya juga menyadari bahwa segala hal yang kita lihat di media sosial itu cuma persepsi satu arah yang memang ingin ditunjukkan. Jadi, kita perlu ingat bahwa setiap orang punya masalah kehidupannya masing-masing.

Pict from Pinterest

2. Ketahui apa yang kita inginkan

Sebenarnya logikanya simpel. Jika kita tidak tahu apa yang kita inginkan, kita tidak akan pernah tahu cara mendapatkannya. Untuk mempermudah melalui krisis sepermpat abad ini, kita perlu mengetahui terlebih  dahulu hidup seperti apa yang kita inginkan. Karena hanya dengan memiliki keinginan yang jelas, kita bisa mengetahui langkah selanjutnya.

Pict from Pinterest

3. Luangkan waktu untuk melakukan hal yang kamu suka

Bekerja selama 8 jam sehari memang melelahkan. Rasanya sulit untuk mengeluarkan energi lebih untuk melakukan hal di luar rutinitas sehari-hari. Tetapi menurut saya, meluangkan waktu sekecil apapun sangat berharga untuk mengatasi kebosanan di usia seperempat abad seperti ini.

Untuk saya sendiri sebagai orang yang introvert, ketika weekend saya lebih sering menghabiskan waktu dengan nonton variety show korea, beberapa serial baik Hollywood maupun Korea, dan nonton film tentunya. Selain murah, daripada harus nongkrong di kafe ataupun belanja di Mall, kegiatan diatas adalah memang kegiatan yang saya suka dan sudah merupakan hiburan yang bisa untuk melepas penat.

Tentunya dari nonton beberapa serial tadi banyak pelajaran yang bisa saya ambil. Setelah menonton Film atau Serial biasanya saya rajin membuat ulasan nya di blog untuk menyalurkan hobi menulis saya. Tapi sesekali saya pun keluar ketika weekend untuk mengikuti sebuah event ataupun sekedar jalan bertemu teman.

Pict from Pinterest

 4. Sabar

Sebagai manusia, pasti ada hal-hal yang memang di luar kendali kita. Jika kita sudah melakukan semua yang kita bisa, kunci terakhir dalam menghadapi krisis sepermpat abad adalah bersabar. Terkadang, suatu masalah hanya membutuhkan waktu untuk diselesaikan.

Pict from Pinterest

5. Santai saja

Tips terakhir dan mungkin yang harus kita selalu ingat adalah, don't be too hard on ourselves . Usia 25 memang sudah tidak muda lagi, tetapi bukan berarti kita harus telah mendapatkan segala hal yang kita inginkan. Yang pasti kita lalui adalah perjalanannya. Jadi jangan sampai kita terlalu fokus pada tujuan, hingga lupa menikmati perjalanan.

Pict from Pinterest

Alhamdulillah ketika usia saya 26 (sekarang), saya sudah mulai bisa menerima hal-hal yang terjadi diluar kendali, seperti jodoh. Jika melihat teman-teman sepantaran hampir semua sudah menikah dan sudah punya anak, tentu saya juga ingin seperti mereka tapi gimana namanya memang belum ketemu jodohnya. Toh kalau jodoh udah dateng masa iya saya tolak. Yang saya lakukan sekarang adalah terus memperbaiki diri, dan jodoh InsyaAllah akan mengikuti. Karena jodoh adalah cerminan diri.

Jika saya mengingat masa lalu, tentu akan banyak penyesalan seperti banyak membuang-buang waktu, kenapa tidak melakukan hal ini dan hal lainnya. Tapi masa lalu tidak perlu diselali hanya perlu diambil pelajaran dan hikmahnya. Jika saya mengingat masa depan  tentu banyak juga kekhawatiran akan apa yang belum terjadi, karena dasarnya manusia selalu takut akan hal-hal yang tidak pasti. Tapi suka lupa bahwa memang di hidup ini gak ada yang pasti.

Maka cara yang bijaksana menghadapi ini adalah berhenti setiap kali  kita memikirkan hal-hal yang disebut diatas. Mulai sibukkan diri dengan banyak kegiatan sehingga lupa sama kekurangan diri. Jalani saja masa-masa sekarang dengan penuh semangat, kegiatan yang bermanfaat, dan nikmati. Karena gambaran kita di masa depan adalah apa yang kita lakukan sekarang.

Bukan  bertujuan untuk mengeluh, tapi lewat tulisan ini justru ingin menemani yang sedang merasakan hal yang sama untuk ayo kita beranjak pergi dari sini. Mari sama-sama menjadi lebih produktif, semoga kita bisa sama-sama melalui krisis seperempat abad dengan sukses.

Ada satu lagu dengan powerfull message yang selalu saya dengerkan ketika saya lagi galau-galaunya ngalamin krisis seperempat abad dan secara tidak langsung menyelamatkan saya. Yaitu lagu dari IU feat G-Dragon berjudul ''Pallete". Lagu ini sangat relatable buat kamu yang berusia 25 tahun. Pada masa-masa ini, kamu akan dihadapkan oleh kebimbangan hidup di mana banyak  orang berpikiran di usiamu yang sekarang ini seharusnya kehidupanmu sudah lebih mapan. Entah itu soal pekerjaan, urusan cinta, atau yang lainnya. Padahal, realitanya terkadang masih jauh seperti apa yang dibayangkan.

Berikut saya taruh video'nya di bawah, nyalakan subtitle englisnya dan dengarkan. Terutama pada part nasehat berbentuk Rap. Bagian inilah yang paling ngena di hati saya bahkan sampai sekarang.



You May Also Like

6 komentar

  1. yang bisa mmebuat hidup kita nyaman dan bahagia adalah diri kiat sendiri ya, makanya hadapi semau dengan pikiran positif

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya mba Tira, ngga ada juga yang bisa merubah kita selain diri kita sendiri. Jadi ayo semangat buat jalani hari dan masa depan yang lebih baik.

      Hapus
  2. Thanks for sharing, sukses terus..

    BalasHapus
  3. Duh saya lagi mengalaminya, umur dewasa awal memang awal krisis dgn segala sesuatunya. thanks for sharing mba :')

    BalasHapus
  4. Iya mbak, aku juga pas awal-awal 25 galau banget dan bawaanya takut menghadapi masa depan."usia dewasa datang, krisis pun menghadang". Semangat menghadapi quarter life crisis

    BalasHapus

Terima Kasih telah berkunjung ke blog saya, silahkan berkomentar dengan sopan.