Review Drama Korea Misaeng {Incomplete Life} 2O14. Kehidupan Nyata di Dunia Kerja

by - Juni 26, 2021

Hai semuanya, balik lagi nih sama postingan aku tentang review drama Korea. Tapi tetep seperti sebelum-sebelumnya drama Koreanya nonton kapan di reviewnya kapan, bukan tim yang kelar nonton langsung review karena kebiasaan menunda-nunda, Hehehe {jangan ditiru}. Meskipun drama Korea Misaeng {Incomplete Life}  sudah release dari tahun 2O14, aku baru sempat menonton tahun 2O2O dan merasa sayang banget kalau sampai aku ngga bikin reviewnya di blog. Karena ceritanya yang bagus banget, dikemas secara apik, very reletable sama kita yang pekerja kantoran. Drama yang disuguhkan juga proporsional , secukupnya, ngga dibuat-buat. Ngga ada cerita romance sama sekali, bahkan adegan kontak fisikpun ngga ada sama sekali. Aman dan ini yang bikin beda dari Drama Korea yang lain.



Sinopsis

Drama Korea Misaeng ini bercerita tentang karakter utama bernama Jang Geu Rae {Im Siwan} yang sejak kecil dilatih untuk menjadi pemain baduk/go {Catur Korea} profesional, namun impiannya terhenti  ketika ayahnya wafat, ia harus bekerja paruh waktu untuk membiayai hidup bersama dengan ibunya. Ia pun akhirnya harus menghadapi dunia nyata layaknya orang-orang biasa.

Dengan rekomendasi, akhirnya Jang Geu Rae dapat bekerja di Perusahaan dagang One International sebagai seorang pegawai intern {magang}. Akan tetapi, ternyata semua itu tidak berjalan dengan mulus. Karena dia hanya lulusan GED {ijazah setara SMA}, dan masuk melalu koneksi, dia pun mendapat banyak bullying dari sesama teman-teman magang dan diremehkan. Jang Geu Rae pun berusaha dengan giat dan secara tulus bekerja demi perusahaan.  Geu Rae bukan tipe orang yang melawan balik, ia cenderung menerima semua yang hadir dalam kehidupannya dengan lapang dada. Dari kesepuluh pegawai yang magang, ngga nyangka Jang Geu Rae adalah salah satu yang lolos seleksi ketat oleh perusahaan tersebut bersama tiga pegawai magang lain, yaitu Ahn Young Yi, Jang Baek Ki dan Han Seok Yool. Tapi, hanya Jang Geu Rae yang menjadi pegawai kontrak, karena ia tidak memenuhi kualifikasi sebagai pegawai tetap. Setelah itu Jang Geu Rae beradaptasi dalam lingkungan kerja yang membutuhkan ketepatan dan kecepatan.  Ia menggunakan permainan baduk sebagai panduannya dalam menghadapi berbagai situasi di dunia kerja.

Review.

Menurut aku drama Korea ini gambaran dari kalimat dalam agama aku yaitu Islam yang berupa “Allah tidak akan memberikan cobaan suatu umat diluar batas kemampuannya” kenapa aku berpikiran begitu, karena masing-masing dari ke-empat anak baru di One International dari yang paling biasa sampai yang paling pintar punya beban dan masalahnya sendiri. Pas awal cerita digambarkan kalau Geu Rae yang paling banyak mengalami kesulitan karena dia bukan lulusan dari Universitas dan minim kualifikasi dibanding teman-teman yang lain, yang sepertinya akan lebih mudah buat lulus masa probation atau magang. Eh ternyata Geu Rae yang Cuma punya sertifikat GED {Ijazah setara SMA} bisa lulus masa magang dan keterima kerja di One International {meskipun hanya jadi karyawan kontrak} bareng tiga orang lainnya. Dan tentunya ini membuat marah beberapa anak magang lain yang tidak lolos masa probation, katanya “kenapa kita yang sudah belajar siang malam, les bahasa asing, dan lulus dari Universitas bagus bisa kalah dari seorang yang Cuma punya sertifikat GED”, hal itu makin membuat Geu Rae tertekan. Tapi dia sudah tidak ambil pusing karena sekarang dia harus menjalani hari-harinya sebagai karyawan baru bareng ke-tiga temannya yang tentunya akan lebih berat dari masa probation. Masing-masing anak baru deg-degan menunggu hasil di divisi manakah mereka akan ditempatkan. Nah di sini kalimat yang seperti di atas aku bilang dimulai.

Jang Geu Rae {Im Si Wan}: dengan kualifikasi yang minim, kemampuan bahasa asing yang dia tidak punya, kemam puan berkomunikasi yang lemah ternyata Geu Rae ditempatkan di Divisi yang sama saat ia magang yaitu tim Penjualan , yang berarti dia sudah kenal dengan atasan dan rekan kerjanya. Dan karena memang bosnya baik yaitu pak Oh Sang Sik {Lee Sung Min}, bosnya pun sangat telaten dalam mengajari Geu Rae. Geu Rae pun anaknya mau belajar dan mudah menghafal, sehingga dia cepat adaptasi dengan pekerjaan dan lingkungan kerjanya. Pak Kim Dong Shik {Kim Dae Myung} Rekan kerjanya pun tak kalah baik dalam mendukung Geu Rae. Dan dengar-dengar bosnya sendiri yang meminta ke tim HRD agar Geu Rae masuk ke dalam timnya, bosnya juga bertekad agar bisa membuat Geu Rae jadi karyawan tetap. Meskipun keadaan Geu Rae terlihat “baik” bukan berarti tidak ada masalah dalam pekerjaan Geu Rae, masalahnya ada pada Timnya dia sendiri yang terus mendapat gosip, tekanan dan tantangan baru. Tapi sebagai anak baru Geu Rae cukup berani mengambil projek besar yang sebelumnya tidak pernah timnya ambil dan berhasil memecahkan kasus tersebut, disitu Geu Rae banyak mendapat pujian dari teman-teman sekantor hingga membuat iri Jang Baek Ki {Kang Ha Neul}. Baek Ki  iri karena di saat Geu Rae yang hanya punya sertifkitat GED sudah bisa mendapat proyek dan memecahkan kasus, dia mendapat ‘’job desk’’ tetap dari bosnya saja belum. Hingga  Ahn Youn Yi {Kang So Ra} memberi nasihat padanya, “kenapa kamu iri pada orang yang mulai dari bawah dan tidak punya apa-apa, mungkin memang sudah rezeki dia.  janganlah kamu berkecil hati, karena coba kamu lihat diriku sama masih belum mendapat “job desk” seperti kamu tapi aku mencoba menerima”.

Jang Baek  Ki {Kang Ha Neul}:  Ia cerdas dan berpenampilan paling sempurna sebagai pegawai kantor One International. Dengan kualifikasi yang begitu bagus, CV yang begitu “bersinar” yaitu lulusan Universitas terbaik di Seoul, menguasai beberapa bahasa asing tidak hanya bahasa Inggris tapi juga German, China dan lain-lain, Baek Ki berharap ketika diterima di One International dia bisa berkontribusi banyak untuk perusahaan dan mendapat banyak pencapaian belum lagi dia orangnya ambisius dan tidak mau kalah. Tapi, ternyata dia masuk ke Tim Baja dan mendapatkan bos yang super cuek. Bosnya belum mau memberi  Baek Ki  Job Desk tetap dan masih harus mempelajari hal-hal dasar, sementara Baek Ki ngga terima dengan itu semua, dia merasa hal-hal dasar sudah dia pelajari semua sewaktu magang belum lagi kemampuan lain yang dia punya, Baek Ki sudah merasa inilah saatnya dia bekerja. Tapi saat ini bosnya belum mau memberi “pekerjaan”, ketika memberi pekerjaan kepada Baek Ki itupun hanya pekerjaan yang ringan-ringan saja, dan kalaupun Baek Ki melakukan kesalahan dia tidak akan memberi tahu letak salahnya dimana. Hal itu membuat Baek Ki malas bekerja dan marah sama bosnya dan berpikiran untuk keluar dari One International dan mencari pekerjaan baru. Dia berpikir masih banyak perusahaan yang mau menerima dan memperlakukan dia dengan baik. Baek Ki sudah sempat melakukan interview namun dia urungkan niat untuk resign dan mulai berdamai dengan bosnya dan keadaan.

Han Seok Yool {Byun Yo Han}:  Seok Yool adalah karakter orang yang bodo amat, pemberani, cuek dan “berani melawan”. Digambarkan pada saat magang, yang kebetulan satu tim dengan Geu Rae dia begitu cuek akan tugas yang diberikan buat anak magang, semua tugas diserahkan ke Geu Rae. Geu Rae yang merasa dirinya “kurang” nurut saja mengerjakan semua tugas dan Seok Yeol tinggal menerima hasil. Saking cueknya Seok Yeol dia tipe orang yang tidak takut sama sekali akan hukuman atau apapun kalau memang mau dipecat ya sudah pecat saja, pokoknya orangnya santai. Tapi, Seok Yool juga kurang beruntung karena masuk Tim Produksi dengan bos dan rekan kerja yang super toxic. Bosnya lebih ngga enak dari Baek Ki, untung yang  masuk divisi ini Seok Yool yang orangnya cuek dan berani melawan coba kalau Geu Rae, yang ada Geu Rae mungkin sudah ngga bisa bertahan di hari pertama kerja. Rekan kerja Seok Yeol ini tipe orang yang ngga mau ngajarin anak baru, sudah ngga mau ngajarin malah meminta Seok Yeol buat mengerjakan kerjaan rekan kerjanya ini dan mengklaim ke atasan kalau itu hasil kerjanya. Sedangkan dia santai-santai telfonan sama selingkuhannya dan di kantor juga Cuma duduk manis. Seok Yeol bukannya ngga mau bantuin atau melawan perintah senior, tapi yang dia ngga suka adalah rekan kerjanya selalu mengklaim hasil kerjanya ke atasan. Dia selalu melawan bahkan sampai terjadi baku hantam di kantor, tentu nama dia jadi yang tidak baik karena dianggap junior yang berani melawan senior. Akhirnya Seok Yeol merasa lelah dan berat juga kerja dengan rekan kerja dan bos seperti itu, karena sekuat apapun dia melawan dia tetap dianggap salah. Satu-satunya yang bikin Seok Yeol bertahan kerja di One International adalah sesama teman angkatannya, Seok Yeol melihat bahwa yang teman-temannya hadapi selama kerja di One International sama beratnya dan belum tentu juga dia mampu jika posisinya ditukar atau pindah divisi, akhirnya sesekali Seok Yeol mengajak teman-temannya ini minum untuk melupakan beratnya masalah di tempat kerja dan mencoba enjoy the life.

Ahn Young Yi {Kang So Ra}:  Satu-satunya pegawai perempuan yang diterima kerja di One International. Ia masuk dalam Tim SDM yang terkenal dengan performa kinerjanya yang luar biasa bagus. Kerjanya sangat efisien dan segala bisa, namun ia tidak berada di tim yang menerima kemampuannya. Jadi Young Yi kerap menerima perlakuan diremehkan oleh atasannya hanya karena ia perempuan. Awal-awal bekerja, Young Yi tidak pernah dilibatkan dalam satu rapat tim sekalipun. Ia hanya masuk ruangan dan keluar lagi dengan membawa pesanan seperti membawakan makanan atau minuman. Meski ia diperlakukan diskriminatif karena perempuan, ia tetap bertahan dengan cara menerima perlakuan yang tidak bersahabat dari rekan timnya. Young Yi menjadi generasi sandwich {terhimpit karena harus membiayai dua generasi}. Meskipun di sini Young Yi belum menikah dan tidak membiayai anak, tapi ia terbebani oleh orang tuanya yang memiliki banyak hutang. Sampai ia tidak pernah merasa  lega dan menikmati gajinya, karena harus selalu menekan pengeluarannya. Bahkan sampai sepatunya rusak, ia menahan diri untuk membeli yang baru. Young Yi bukan tipikal tokoh perempuan yang menye-menye dan polos seperti di drama Korea lainnya. Dia tampil sebagai karyawan pintar nan humble. Sedih banget waktu lihat atasannya ngomel sambil nunjuk-nunjuk kepalanya, ikut sakit hati. Tapi Young Yi sangat tegar dan pada akhirnya bisa membuktikan bahwa perempuan bisa bekerja sebaik karyawan pria.

 

Drama ini juga mengangkat isu ketimpangan gender dimana pekerja perempuan diperlakukan lebih rendah daripada pekerja laki-laki. Ada satu adegan dimana Bu Sun bilang pada Ahn Young Yi “kalau kamu mau jadi wanita bekerja dan serius berkarir sebaiknya jangan menikah, karena ketika kita menikah kita sulit untuk meraih posisi kita di kantor sejauh dan sebesar apapun usaha kita karena kita dianggap sudah merugikan perusahaan, karena kekuatan fisik serta mental perempuan tidak akan sama dengan laki-laki. Ada kalanya kita akan banyak mengambil  cuti, diantaranya cuti hamil, cuti melahirkan, dan izin-izin lain terkait urusan anak seperti ambil raport dan lainnya. Belum lagi jika ada anak kedua ketiga dan seterusnya”. Bu Sun bilang seperti ini kepada Young Yi karena dia sudah merasakan sendiri pengalamannya jadi ibu pekerja sekaligus ibu rumah tangga, dan yang ia rasakan sulit, berkali-kali ingin resign tapi masih kepikiran pekerjaan. Ini juga yang aku lihat langsung di tempat aku kerja, temen-temen aku yang menjadi ibu bekerja sekaligus ibu rumah tangga mereka terlihat susah memilih dan banyak menggunakan “alasan anak” untuk izin-izin, contoh ketika anak mereka sakit, mereka tentu ingin hadir mendampingi anaknya meskipun setiap harinya sudah ada yang jagain anaknya, alhasil izin kerja lagi. Tapi, ketika mereka izin bekerja mereka masih tetap kepikiran pekerjaan dan ketika “nekat’ bekerja yang ada justru mereka kepikiran anak. Rasanya seperti serba salah.

Banyak banget insight yang bisa didapat saat menonton Misaeng. Dan tidak sedikit hal yang relate dengan kehidupan sehari-hari seorang  pegawai. Kehidupan dunia kerja tergambarkan dengan sangat realistis dan manusiawi di Drama Korea ini. Politik kantor, budaya suap, bullying, senioritas, pelecehan seksual, diskriminasi, after work-life, integritas, dan permasalahan masing-masing karyawan di balik meja kerja.  Overall, aku sangat merekomendasikan drama ini dan aku kasih nilai 8,5/1O.  Akting para aktornya tentu tidak perlu diragukan. Mereka melebur dalam kehidupan pegawai kantor. Penyelesaian ceritanya pun realistis.  

“Meskipun jalan terbuka untuk semua orang, tapi tidak semua orang bisa berjalan di jalan itu”

“Kamu lakukan saja apa yang kamu anggap benar. Sisanya bukan sesuatu yang bisa kamu kendalikan”

“Meskipun kehilangan satu batu dalam permainan Baduk, permainan tetap berlanjut”









You May Also Like

0 komentar

Terima Kasih telah berkunjung ke blog saya, silahkan berkomentar dengan sopan.