Pengalaman pertama menyusui. {tak semudah yang dibayangkan}

by - Juni 03, 2022

Waktu aku hamil dulu, tak pernah kubayangkan kalau menyusui itu bakalan sakit dan susah seperti ini. Aku pikir, apa susahnya tinggal sodorin payudara lalu si bayi menyusu dengan mudah. Jadi, selama hamil aku benar-benar ngga belajar ilmu tentang menyusui, aku fokus pada kehamilan dan persiapan melahirkan. Aku pikir, “masalah” akan selesai. Namun ternyata..jreeeng, begitu melahirkan masalah {perjuangan} yang sebenarnya justru terjadi. Rasa mual ngga asyik, pusing, ngga doyan makan, pinggang kram selama hamil dan perjuangan melahirkan yang menegangkan ternyata benar-benar tidak ada apa-apanya dibanding proses menyusui. Proses menyusui tak semudah yang aku bayangkan. Ada yang bilang setelah melahirkan itu disebut trimester 4, dan trimester inilah perjuangan kita sebagai ibu yang sebenarnya dimulai.

By Unsplash


Proses menyusui benar-benar membuat aku sangat emosional, tak terhitung berapa kali aku menangis saat awal-awal menyusui. Aku pikir karena salah aku juga yang tidak mempelajari ilmu menyusui sama sekali, aku hanya fokus pada kehamilan dan melahirkan. Tapi, ternyata menyusui pun ada ilmunya, itulah kenapa ada konselor laktasi.

Melahirkan yang sesakit itupun menurut aku tidak ada apa-apanya sama sakitnya menyusui. Kenapa? Memang melahirkan pun sakit dan prosesnya panjang {nunggu bukaan lengkap, dan merasakan kontraksi berjam-jam} tapi, setelah bayi lahir ya sudah semua rasa sakit itu hilang dan berganti kebahagiaan. Tapi, menyusui berapa kali dalam sehari bayi minta menyusu dan kita harus siap akan rasa sakit itu.

Hari pertama menyusui aku belum merasakan sakitnya, rasa sakit yang begitu nikmat justru aku rasakan pas hari ketiga menyusui. Kata kaka ipar rasa sakitnya seperti sampai ke tulang belakang, kalau kata mamah sakitnya seperti sampai ke jantung hati. Dan aku rasa semuanya benar. Nikmat banget deh.

Pas awal-awal jadi new mom, ketika waktu sudah sore dan menjelang malam hari itu aku merasakan ketakutan, deg-degan dan rasa khawatir lainnya. Khawatir nanti malam anak aku bisa tidur nyenyak apan ngga, berapa kali dia minta nyusu dan aku harus kesakitan, berapa kali aku harus kebangun untuk ganti popok dengan keadaan aku yang belum begitu pulih pasca persalinan.

Ada juga masa di mana kalau bayi aku nangis, aku rasanya ingin kabur dan ngga mau nyusuin, belum menyusui tapi sudah stress sendiri. Aku merasa benar-benar bukan ibu yang baik waktu itu, jiwa keibuan aku ngga ada sama sekali. Tapi mana tega lihat anak nangis karena lapar dan haus, akhirnya meskipun sakit ya tetap dipaksa menyusui. Aku ingin masa-masa sakit ini cepat selesai, dan aku selalu bertanya-tanya sampai kapan Ya Allah?.

Ditengah rasa sakit yang aku rasakan aku tetap cari informasi melalui internet baik itu instagram, google, maupun youtube. Aku pikir meskipun sudah terlambat ngga papa deh, daripada aku ngga belajar sama sekali. Aku mulai cari tahu yang menyebabkan sakit pas menyusui itu apa dan gimana cara mengobatinya. Rata-rata bilang karena cara pelekatan yang salah, lalu aku coba praktekan cara pelekatan yang benar itu. Tapi rasanya susah banget buat mulut bayi menempel disekitar aerola, akhirnya tetap sakit dan nangis lagi.

Aku juga tanya teman-teman aku yang sudah pengalaman menyusui, jawaban mereka pun sama. Yap, mereka juga merasakan sakit pas pertama kali menyusui. Untuk sembuhnya nanti bakal hilang sendiri karena sudah terbiasa. Ada yang sembuh setelah menyusui selama 2 Minggu, 4 Minggu, bahkan 12 Minggu. Kata orang disekitar aku juga wajar bahkan mamah bilang juga begitu, namanya juga baru pertama kali menyusui, masih penyesuaian, masih sama-sama belajar ibu dan bayinya, dan lidah bayi yang masih kasar.

Pada awal-awal menyusui dulu inget banget, kalau bayi aku sudah maju dekat puting aku malah mundur..alhasil anak aku jadi nangis karena sudah terlalu lapar. Masih jelas banget dikepala dulu aku kalau mau nyusuin drama banget, nangis sudah pasti, sembari injak kaki, teriak, dan gigitin gigi buat ngalihin rasa sakit tapi tetap saja rasa sakit itu datang dan terasa.

Ada satu hari di mana aku sudah ngga kuat banget nahan rasa sakitnya, bahkan lagi ngga di nen pun rasa sakitnya luar biasa dan rasa pengin nyerah mengASIhi. Akhirnya aku pergi ke Puskesmas khusus poli menyusui, dan hasilnya semua yang aku alami dan rasakan itu hal yang wajar untuk orang yang baru pertama menyusui dan solusinya ngga ada hal lain selainkan tetap menyusui bukan justru malah berhenti menyusui.

Hari-hari awal menyusui buat aku menjadi hari yang berat. Dipenuhi dengan tangisan dan drama, segala cara aku lakukan biar menyusui terasa enak dan ngga sakit lagi. Mulai dari coba pumping {tapi di pumping pun tetap terasa sakit}, diolesi Asi, Nipple Cream, minyak zaitun, dll. Tapi, memang belum waktunya sembuh. Selain luka, lecet, bahkan payudara aku pernah sampai berdarah. Pas mau disusuin aku nangis karena anak aku minum Asi campur darah. Ya Allah gini banget perjuangan menyusui.

Hal-hal keseharian yang biasanya mudah kulakukan jadi cukup sulit karena payudara yang sakit. Seperti: ganti baju, itu pas payudara kesenggol baju, aduhhh nyerinya bukan main. Pas mandi juga gitu, begitu guyuran air kena ke payudara rasanya perih dan nyeri. Jalan ngga pernah bisa tegak karena “jagain” biar nen ngga langsung kena ke baju. Pilih baju juga cukup rumit, harus yang busui friendly, bahannya harus adem dan halus, warna nya harus yang  gelap biar pas asi rembes ngga begitu kelihatan.

Akhirnya setelah masuk Minggu ke-12 dengan sendirinya menyusui sudah terasa enak, ngga perih lagi, lecet pada payudara juga sudah mulai sembuh. Aku terharu sendiri karena akhirnya bisa melewati masa-masa sulit menyusui. Terima kasih Ya Allah. Untung saja aku ngga nyerah saat masa-masa sulit menyusui dulu, kalau aku menyerah di awal aku ngga bisa merasakan indahnya menyusui seperti sekarang. Kalau bukan karena Allah SWT yang memenuhi semuanya, aku ngga akan sanggup. Alhamdulillah, Alhamdulillah.

Terimakasih Nak sudah memilih hadir di kehidupan mama dan ayah melalui rahim mama. Mama akan terus hadir di hidup Nok Syanin sampai kapanpun selamanya.  


By unsplash

You May Also Like

3 komentar

  1. iya semua akan mengalami seperti ini, proses yang harus dilalui

    BalasHapus
  2. Aku ngerasain juga mba. Yg akhirnya berujung ke babyblues. Di momen itu aku ga mau nyentuh si bayi samasekali, ga mau ketemu juga. Tapi bersyukur aku punya babysitter yg kompeten banget mengurus bayi baru lahir. Jadi selama masa2 babyblues itu, si mbak yg merawat anak2. Tapi memang di saat masa babybluesku lewat, asi udh ga kluar. Makanya semua anak2ku cuma sempet rasain asi 3 Minggu.

    Tapi ya sudahlah. Aku memang ga kepengen punya anak saat itu, tapi Krn cinta ke suami aja, jadiny ngalah. Cuma jadinya malah ngalamin babyblues saking ga siapnya.

    BalasHapus

Terima Kasih telah berkunjung ke blog saya, silahkan berkomentar dengan sopan.