Setelah Melahirkan, benarkah aku mengalami Baby Blues?
Baby Blues |
Setelah melahirkan aku mengalami baby blues? Mungkin bisa jadi iya, kalau kata temen aku setiap orang sebenarnya mengalami baby blues, bedanya parah apa ngga terus lama apa sebentar.
Pengertian Baby Blues sendiri adalah gangguan emosional sang ibu setelah melahirkan seorang anak seperti perasaan: temparamental, stress, sedih dan depresi.
5O-8O% mama dapat mengalami baby blues dengan gejala:
- Perubahan suasana hati berupa menangis, murung dan sedih tanpa alasan
- Acuh terhadap anak, kesal dan temparamental
- Gangguan Psikologis seperti depresi, stress dan ketakutan
- Perubahan fisik karena nafsu makan hilang dan mudah lelah
- Kesulitan untuk istirahat atau tidur karena terlalu banyak berpikir.
Cara mengatasi Baby blues:
- Peran penting dari seluruh anggota keluarga khususnya suami. Bantulah mama untuk banyak mendapatkan waktu istirahat baik di siang atau malam hari.
- Jaga perasaan mama dengan tidak membuat pernyataan atau pertanyaan mengenai kondisi ibu dan anak.
- Batasi jumlah pengunjung yang datang ke rumah. Informasikanlah kepada pengunjung untuk tidak menanyakan hal-hal yang dapat menyinggung perasaan mama.
Yang aku rasain cukup lama yaitu sekitar sebulan. Aku sering tiba-tiba nangis tanpa alasan, gampang melow dan sensitif sekali. Pernah sekali aku dikomentarin cara aku gendong anak aku yang katanya salah dan aku gendongnya kaku banget, aku langsung nangis.
Karena sering nangis ini aku jadi berpikir, kenapa aku jadi sering nangis dan sedih setelah punya anak bukannya harusnya aku happy ya punya anak? Lalu aku bertanya sama temen aku tentang apa yang aku rasain ini, dan dia bilang waktu dia habis melahirkan juga sama sering nangis, dan nasehatin aku untuk jangan terlalu dibawa beban dan enjoy the moment karena moment seperti ini ngga bakal balik lagi.
Aku selalu bertanya “Ya Allah kapan semua {perasaan} ini akan berakhir”?. Karena rasanya emang ngga enak banget, belum bisa enjoy dengan suasana dan peran baru. Padahal suami selalu dampingin dan support, mamah juga banyak sekali membantu dalam mengurus baby new born mulai dari mandiin, pakai bedong, ganti popok dan lain-lain. Tapi mungkin hormon habis melahirkannya belum hilang jadi rasanya masih sedih terus. Bahkan mamah sempet bilang pas aku lagi nangis, “udah dong jangan nangis terus katanya mau jadi kuat”.
Setelah melahirkan yang aku rasain adalah badan masih pada sakit habis melahirkan, efek jahitan yang belum sembuh, buat jalan susah, buat duduk sakit, terus tiba-tiba jadi sibuk banget, ngga punya waktu buat diri sendiri, badan masih pemulihan, darah masih keluar. Di keadaan yang seperti itu ada anak kecil yang bergantung sama kita, yang ternyata buat nyusuin sakit, tidur ngga nyaman, ples ditambah begadang. Kaya belum siap dan kaget aja sih aku, ouh ternyata habis melahirkan akan sesibuk ini ya. Lebih capek daripada pas hamil. Memang ini tuh sudah kodratnya perempuan, dan semua perempuan juga mengalami bukan Cuma aku doang. Mungkin memang dasarnya aku aja yang cengeng dan ngga kuat nahan rasa sakit.
Tapi setelah 2 bulan lebih, ngga tau kenapa perasaan sedih dan melow tadi dengan sendiri-nya berkurang dan hilang. Pernah baca di sebuah postingan instagram kalau ibu yang habis melahirkan itu akan kembali ke keadaan normal setelah 3 bulan, setelah 3 bulan rasa sakit biasanya sudah sepenuhnya hilang, mengASIhi juga sudah mulai enak, kita bisa kembali berdaya dan mapan. Mudah-mudahan di aku juga gitu, karena sekarang buat nyusuin kadang masih terasa sakit.
Meskipun jadi sibuk banget dan waktu buat diri sendiri berkurang, rasanya bersyukur banget sama hidup yang sekarang. Hidup rasanya sudah lengkap, punya keluarga kecil, punya peran baru jadi seorang ibu, dan tentunya jadi istri. Ya meskipun cobaannya juga sama. Hehehe.
Semenjak punya Syanin aku jadi terus belajar, lebih sabar, tidak egois dan bisa melakukan hal yang sebelumnya aku pikir ngga bisa aku lakuin contohnya seperti begadang. Ada malaikat kecil yang membutuhkan aku, yang ketika lapar dan haus dia terus mencari aku. Baru kali ini aku merasa begitu dibutuhkan dan merasa jadi hebat. Semuanya jadi ladang pahala, lalu apa yang harus aku keluhkan.
4 komentar
Wah, banyak banget loh kak kasus ibu yang mengalami baby blues. parahnya, masih banyak pihak yang belum paham gejala ini. malah orang-orang sekitar nganggepnya kurang iman. sedih banget :( Semoga kelak punya pasangan yang bisa saling ngerti
BalasHapusmakasih sharingnya
BalasHapusdisinilah peran orang-orang sekitar sedikit banyak berpengaruh terhadap mental ibu yang baru melahirkan, alhamdulillah saya memiliki mertua, ipar dan suami yang selalu bersedia membantu jadi baby blues bisa dihalau. Semangat kakak
BalasHapusAku ngalamin mba, pas lahiran 2 anak ini. Pas hampir 2 bulan lahiran, itu berasa emosi, dan ujung2nya, aku ga mau sentuh si bayi samasekali. Ga mau kasih asi juga, ga mau pompa, trus ngurung diri dalam kamar. Tapi suami support banget sih. Kebetulan ada babysitter juga . Jadi dia yg merawat si bayi, sampe aku mau Nerima lagi. Tapi saat aku mau nyentuh si bayi, asi udah ga kluar, karena aku memang ga mau nyusuin sama sekali waktu itu. Ya udah lah. Makanya mereka sufor semua akibat akunya babyblues 😅..
BalasHapusBersyukurnya sih Krn suami support banget. Dia ga maksa aku hrs terima si bayi waktu itu. Dan untungnya babysitter anak2 juga baiiik dan ahli merawat bayi
Terima Kasih telah berkunjung ke blog saya, silahkan berkomentar dengan sopan.